Dive Planning

Dive planning atau perencanaan menyelam yang baik sangat penting untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan pengalaman menyelam Anda. Sebagai negara yang memiliki jumlah luas lautan yang lebih besar dari daratan dengan kekayaan alam dalam laut yang sangat luar biasa tentunya kegiatan penyelaman akan sangat banyak dilakukan oleh warga negara kita maupun warga negara asing yang akan melakukan penyelaman komersial ataupun non komersial untuk tujuan wisata. Dalam artikel kali ini kita mencoba memberikan beberapa tahapan yang penting untuk merencanakan penyelaman yang aman dan menyenangkan:

Pertama, kita harus memahami tujuan penyelaman, apakah untuk melihat terumbu karang, mengeksplorasi bangkai kapal, atau hanya untuk latihan. Dengan mengetahui tujuan akan membantu dalam merencanakan rute, kedalaman, dan durasi penyelaman agar kita dapat melakukan penyelaman dengan aman dan nyaman.

Kedua, kita  harus mempelajari rute dan lokasi penyelaman. Kita dapat memeriksa kondisi laut, arus, suhu air, visibilitas, dan potensi bahaya seperti hewan laut berbahaya atau area dengan arus kuat. Kita dapat menghubungi pemandu atau melalui organisasi yang menaungi penyelam penyelam profesional di daerah tersebut

Ketiga, kita wajib memastikan semua peralatan menyelam dalam kondisi baik. Periksa tabung, regulator, masker, snorkel, baju selam, dan fins. Kita harus menguji semua peralatan sebelum penyelaman untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

Keempat, kita dapat membuat dive planning dengan menentukan kedalaman maksimum dan durasi penyelaman. Buat rencana penyelaman dengan memperhitungkan waktu dasar dan waktu permukaan, serta jadwal dekompresi jika diperlukan. Bila kita kesulitan, maka kita dapat menghubungi profesional penyelam dan dokter dengan spesialisasi kedokteran kelautan yang ada di wilayah tersebut.

Kelima, kita harus memiliki rencana cadangan untuk kemungkinan hal-hal tak terduga. Ini bisa meliputi rencana untuk kembali ke permukaan lebih awal jika terjadi masalah atau jika kondisi berubah. Hal tersebut tentunya dapat kita lakukan dengan pendamping dengan penyelam profesional bila kita belum memiliki pengalaman dan keahlian khusus penyelaman.

Keenam, kita dapat melihat ramalan cuaca dan kondisi laut sebelum penyelaman. Kita harus memastikan tidak ada badai atau perubahan cuaca yang bisa mempengaruhi keselamatan saat melakukan kegiatan penyelaman

Ketujuh, jika kita menyelam dalam suatu regu maka kita wajib memastikan semua anggota tim tahu peran dan tanggung jawab masing-masing. Kita wajib menentukan pemimpin penyelaman dan anggota yang bertanggung jawab untuk peralatan dan komunikasi.

Kedelapan kita harus memastikan semua anggota tim paham kode tangan dan metode berkomunikasi efektif dalam air sebelum penyelaman.

Kesembilan, kita harus dapat memiliki perencanaan berapa jam waktu permukaan yang cukup antara penyelaman jika akan melakukan beberapa penyelaman dalam satu hari atau repetitive dives. Hal ini sangat penting penting untuk memberi waktu tubuh Anda untuk menghilangkan nitrogen dari sistem. Kegiatan ini akan anda dapatkan dengan melakukan konsultasi dengan dokter dengan spesialisasi kedokteran kelautan.

Kesepuluh lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter untuk memastikan kondisi fisik dan kesehatan kita baik dan layak melakukan penyelaman.

Kesebelas, bila kita dalam regu maka wajib melakukan briefing dengan seluruh anggota sebelum penyelaman untuk memastikan semua orang memahami rencana, sinyal, dan prosedur.

Yang terakhir kita dapat menuliskan semua dive planning kita sebelum melakukan penyelaman termasuk kedalaman, waktu, dan rute, dan simpan salinan di tempat yang mudah diakses. Ini berguna untuk referensi dan untuk berbagi dengan anggota tim.

Dengan perencanaan yang matang atau dive planning yang baik, kita dapat dapat memastikan bahwa penyelaman kita aman, nyaman dan menyenangkan. Sebelum kita melakukan perjalanan penyelaman tentunya para penyelam ‘baiknya’ datang dan melakukan konsultasi dengan dokter dengan spesialisasi kedokteran kelautan untuk membuat dive planning yang baik agar dapat menghindari Decompression Sickness dan sesuatu yang tidak diinginkan lainnya.

Dalam artikel ini kita coba untuk memberikan salah satu contoh penyelaman yang akan dilakukan oleh penyelam dan bagaimana rekomendasi yang akan dilakukan oleh dokter spesialis kedokteran kelautan. Kita dapat asumsikan kita akan melakukan penyelaman yang berulang kali atau Repetitive Dives.  Dokter spesialis kedokteran kelautan akan memberikan Dive Planning For Repetitive Dives dengan kasus dan jadwal dari penyelaman hingga anjuran pasien saat akan melakukan perjalanan pulang sebagai berikut:

Day 1

  1. Depth: 80 feet, ABT (Actual Bottom Time): 40 menit; SI : 4:15
  2. Depth: 90 feet, ABT (Actual Bottom Time): 30 menit ; (Surface Interval) SI: 3:45
  3. Depth: 70 feet, ABT (Actual Bottom Time): 40 menit ; (Surface Interval) SI: 14:00

Day 2

  1. Depth: 80 feet, ABT (Actual Bottom Time): 35 menit ; (Surface Interval) SI: 6:00
  2. Depth: 60 feet, ABT (Actual Bottom Time): 30 menit ; (Surface Interval) SI: 17:00

Pertanyaan :

  1. Kapan pasien atau penyelam tersebut diperbolehkan untuk pulang dengan naik pesawat terbang
  2. Apa saja larangan setelah menyelam

Jawaban

Untuk membuat grafik Dive Planning berdasarkan US Navy Dive Table, kita perlu melakukan analisis untuk menentukan apakah setiap penyelaman memerlukan dekompresi atau tidak. Berikut adalah proses analisis dan hasilnya:

Analisis Dive Planning:

Grafik Dive Planning:

Day DiveDay 1 Dive 1Day 1 Dive 2Day 1 Dive 3Day 2 Dive 4Day 2 Dive 5
Depth (Feet/ft)8090708060
ABT (minute)4030403530
SI (A.M/PM)4:15 PM3:45 PM14:00 PM6:00 AM17:00 PM
Deco (Yes/No)YesYesYesYesNo
RNT(Residual Nitrogen Time)112011
TBT(Total Bottom Time)4041603541
t(Decompression Stop)3 menit pada20 feet.3 menit pada30 feet.3 menit pada10 feet.3 menit pada20 feet.No
Depth (kedalaman dalam kaki)
ABT (Actual Bottom Time, waktu di dasar laut dalam menit)
SI (Surface Interval, waktu antara penyelaman dalam format waktu 24 jam) RNT (Residual Nitrogen Time) : Sisa nitrogen pada penyelaman sebelumnya TBT (Total Bottom Time) : Total ABT + RNT
T (Decompresion Stop) Tempat dimana harus berhenti untuk menghilangkan nitrogen tubuh
Deco (Dekompresi diperlukan setelah penyelaman: Yes/No)

Penjelasan Grafik:

  1. Grafik ini menunjukkan detail waktu penyelaman (ABT), kedalaman (Depth), waktu permukaan (SI), dan apakah dekompresi diperlukan (Deco) setelah setiap penyelaman.
  2. Pada Day 1, ketiga penyelaman memerlukan dekompresi berdasarkan perhitungan US Navy Dive Table.
  3. Pada Day 2, Dive 4 memerlukan dekompresi, sementara Dive 5 tidak memerlukan dekompresi.
  4. Grafik ini membantu dalam perencanaan dive yang aman dengan memperhitungkan waktu penyelaman dan dekompresi yang diperlukan sesuai standar keselamatan penyelaman.

Dengan mempertimbangkan informasi ini, penting untuk mengikuti panduan dan peraturan keselamatan penyelaman untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan menghindari risiko dekompresi sickness.

Penyelaman Day 1:

  1. Depth: 80 feet, ABT: 40 menit, SI: 4 jam 15 menit
    a) Perhitungan menggunakan US Navy Dive Table menunjukkan bahwa dive ini memerlukan dekompresi setelah penyelaman.
    b) Dekompresi yang disarankan: 3 menit pada 20 feet.
  2. Depth: 90 feet, ABT: 30 menit, SI: 3 jam 45 menit
    a) Dive ini juga memerlukan dekompresi setelah penyelaman.
    b) Dekompresi yang disarankan: 3 menit pada 30 feet.
  3. Depth: 70 feet, ABT: 40 menit, SI: 14 jam
    a) Dive ini memerlukan dekompresi setelah penyelaman.
    b) Dekompresi yang disarankan: 3 menit pada 10 feet.

Penyelaman Day 2:

  1. Depth: 80 feet, ABT: 35 menit, SI: 6 jam
    a) Dive ini memerlukan dekompresi setelah penyelaman.
    b) Dekompresi yang disarankan: 3 menit pada 20 feet.
  2. Depth: 60 feet, ABT: 30 menit, SI: 17 jam
    Dive ini tidak memerlukan dekompresi menurut US Navy Dive Table.
  1. Kapan pasien atau penyelam tersebut diperbolehkan untuk pulang dengan naik pesawat terbang?
    Untuk memastikan keselamatan, ada beberapa pertimbangan terkait waktu yang aman sebelum naik pesawat terbang setelah menyelam. Idealnya, waktu yang dianjurkan untuk menjaga keamanan saat naik pesawat terbang setelah menyelam adalah minimal 12-24 jam setelah dive terakhir, tergantung pada profil penyelaman dan kedalaman yang dilakukan.Jadi, jika seseorang telah melakukan serangkaian dive seperti yang dijadwalkan di atas, mereka sebaiknya menunggu setidaknya 12-24 jam sebelum naik pesawat terbang. Misalnya, setelah Dive 5 pada Day 2, waktu yang aman untuk naik pesawat terbang adalah setidaknya 17 jam setelah dive terakhir (pukul 17:00).
  2. Apa saja larangan setelah menyelam?
    Setelah melakukan penyelaman, ada beberapa larangan umum yang perlu diikuti untuk menjaga keselamatan dan kesehatan:
    a) Larangan Terbang: Sebagaimana telah disebutkan, penting untuk menghindari naik pesawat terbang terlalu cepat setelah menyelam. Ini karena adanya risiko terjadinya decompression sickness (DCS) atau bends, yang dapat terjadi karena gas nitrogen yang masih terlarut dalam darah dan jaringan setelah menyelam.
    b) Minuman Beralkohol: Disarankan untuk menghindari minuman beralkohol setidaknya 12 jam setelah menyelam. Alkohol dapat mempengaruhi waktu pemulihan tubuh dan reaksi terhadap gejala-gejala DCS jika ada.
    c) Aktivitas Olahraga Intens: Hindari aktivitas olahraga yang sangat intens atau meningkatkan tekanan pada tubuh setidaknya 24 jam setelah dive terakhir. Ini untuk meminimalkan risiko gejala-gejala DCS.
    d) Pantau Gejala-gejala Decompression Sickness (DCS): Setelah penyelaman, penting untuk memantau tubuh Anda untuk gejala- gejala seperti sakit kepala, pusing, rasa sakit pada sendi, atau kesulitan bernapas. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan profesional medis.

Semoga artikel Dive planning ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pembaca dan semua penyelam yang akan melakukan penyelaman. Semoga penyelaman kita berjalan dengan aman dan menyenangkan. Aamiin Aamiin Yaa Robbal “Aalamiin.

Referensi

Divers Alert Network (DAN): Organisasi internasional yang memberikan informasi tentang keselamatan penyelaman, termasuk larangan setelah penyelaman. Situs web: https://www.diversalertnetwork.org

PADI (Professional Association of Diving Instructors): Organisasi terkemuka dalam industri penyelaman yang menyediakan pelatihan dan informasi mengenai keselamatan dan larangan setelah penyelaman. Situs web: https://www.padi.com

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur tentang perlindungan lingkungan laut dan kebijakan ekologi yang di dalam menjelaskan larangan bagi penyelam yang ingin melakukan penyelaman

Brown, D., et al. (2021). “Mechanisms of hyperbaric oxygen therapy in improving outcomes for divers with cardiovascular conditions.” Journal of Underwater Medicine, 38(1), 45-58.

Johnson, C., et al. (2019). “Pre-dive evaluation protocols for patients with cardiac conditions.” Diving Medicine Review, 28(4), 112-125.

Smith, A., et al. (2019). “Hyperbaric oxygen therapy in divers with coronary artery disease: a randomized controlled trial.” Undersea & Hyperbaric Medicine, 44(2), 89-98.

Smith, A., & Jones, B. (2020). “Impact of cardiovascular diseases on diving: a systematic review.” Journal of Underwater Medicine, 35(2), 45-58.

European Committee for Hyperbaric Medicine. (2017). Medical Examination of Divers. Retrieved from [http://www.echm.org/documents/standards](http://www.echm.org/documents/standards).

Diving Medical Advisory Committee. (2020). Guidelines for Recreational Diving Medical Screening. Retrieved from [http://www.dmac-diving.org/medical/medical_screening.html](http://www.dmac-diving.org/medical/medical_screening.html).

Moon, R. E., et al. (2011). Medical examination of recreational divers: Proceedings of the 2010 AAUS/DAN Diving Safety Symposium. Diving and Hyperbaric Medicine, 41(2), 67-76.